Rabu, 12 Oktober 2011

Tradisi Ngejot antara Teruna-Daa di Desa Pakraman Tenganan


Tradisi Ngejot antara Teruna-Daa di Desa Pakraman Tenganan Dauh Tukad, Manggis Karangasem hingga kini masih lestasi dilaksanakan  dalam ritual  prosesi upacara agama terkait Paci Usaba Sambah di Desa setempat. Sebagai bagian dari prosesi Usabe Sambah upacara Teruna-Daa Ngejot dipusatkan di Pura Bale Agung, dengan prosesi sebelumnya dilakukan di masing-masing subak atau pusat aktifitas upacara Teruna maupun Daa.
Tahun ini upacara Usaba Sambah  di Desa Tenganan Dauh Tukad  jatuh pada sasih Kelima dilaksanakan sebagaimana tahun sebelumnya dipusatkan di Pura Bale Agung  yang menstanakan  pemujan terhadap Dewa Brahma, sebagai symbol dewa pencipta alam semesta. Upacara yang digelar selama 15 hari diawali Nedunang Ida Betara, Nulak Damar, Penampahan, Metekrok, Daa Nyambah, Mekare-kare (Perang Pandan), Ngepik, Perejangan dan Nyineb.  Dalam rangkaian upacara Ngepik  dilaksanakan prosesi upacara adat Sekaa Teruna yang disebut Teruna-Daa Ngejot  sebagai simbol menanamkan nilai pendidikan, kegotong-royongan dan manyama braya agar bisa hidup harmonis berdampingan saling menolong antara tetangga dalam kehidupan sehari-hari. Tradisi ngejot juga wujud membagi rezeki yang diperoleh untuk dirasakan  bersama-sama. Dengan menggunakan pakaian adat khas  Tenganan Dauh Tukad,Teruna-Daa mengikuti prosesi upacara secara khusuk diselingi suasana riang gembira saling bersorak tatkala antara Teruna – Daa melakoni prosesi Ngejot, sambil mengucapkan pesan-pesan dari perwakilan masing-masing.
Menurut penjelasan Kelian Teruna-Daa I Nengah  Budi (19-7-09), prosesi ngejot antara Teruna dan Daa diawali oleh Sekaa Teruna ngejot membawakan seperangkat jotan berisi bunga harum, minyak wangi yang mengandung makna menghormati dan menghargai wanita dengan simbol pemberian bungan dan wewangian yang menjadi kesenangan  wanita. Sebaliknya pihak Daa memberikan jotan berupa aneka macam jajan khas Bali yang bertempat di Bale Agung dan dibalas kembali oleh Sekaa Teruna dengan jotan berupa nasi, sate dan bermacam olahan masakan Bali. Sebagai symbol kebersamaan uacara Teruna-Daa Ngejot diakhiri dengan makan bersama (Magibung) di halaman Pura Bale Agung, dimana terjadi interaksi sosial pergaulan antara Teruna-Daa yang mempererat persatuan dan kekerabatan.
Desa Adat Pakraman  Tenganan Dauh Tukad sebagai bagian dari Desa Dinas Tenganan Pagringsingan menganut dua aliran kepercayan yakni aliran Indra yang menyerupai prosesi upacara di Desa Baliage Tenganan Pageringsingan, serta   aliran Ciwa, melakukan prosesi upacara agama sebagaimana layaknya Desa Adat lain di Bali. Pertemuan aliran Indra dan Ciwa di Tenganan Dauh Tukad menimbulkan adanya keunikan didalam prosesi ritual keagamannya, antara lain adanya atraksi ritual  mekare-kare (perang pandan) sebagaimana yang ada di Desa Adat Tenganan Pagringsingan serta patokan 15 hari untuk Purnama –Tilem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar